Sebanyak 486 juru parkir kini mulai dibekali QRIS sebagai metode pembayaran non-tunai serta tanda pengenal dan rompi resmi.
Langkah ini tak sekadar soal efisiensi transaksi, melainkan juga bagian dari upaya pembenahan layanan publik yang langsung bersentuhan dengan warga.
Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi menekankan pentingnya wajah layanan parkir yang rapi, profesional, dan terpercaya—terutama di ruang-ruang publik dan kawasan perdagangan.
“Percuma pelayanannya baik kalau parkirnya semrawut. Itu bisa jadi penilaian pertama bagi siapa pun yang datang ke kota ini,” ujar Wali Kota Jambi,
Maulana, dalam arahannya kepada para juru parkir.
Selama enam bulan ke depan, masa transisi akan digunakan untuk membiasakan para jukir dan masyarakat menggunakan QRIS.
Sistem pembagian pendapatan pun dibuka secara transparan: 60 persen untuk juru parkir, 40 persen disetor sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Jambi.
Tak hanya sistem yang berubah, perhatian terhadap kesejahteraan juru parkir juga ditingkatkan.
Kini seluruh jukir resmi telah didaftarkan dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Bahkan, sebagai bentuk apresiasi, Maulana secara pribadi menjanjikan hadiah umrah bagi juru parkir dengan jumlah transaksi QRIS terbanyak dalam periode satu tahun.
Pada kesempatan itu, dilakukan juga pembacaan ikrar bersama oleh perwakilan jukir sebagai komitmen menjaga ketertiban dan profesionalisme di lapangan.
Enam orang jukir menerima secara simbolis perlengkapan resmi seperti rompi, ID card, dan QRIS sebagai penanda dimulainya era baru parkir di Jambi. ( Mf)
